
Wajah adalah bagian tubuh yang paling sering ditumbuhi jerawat. Selain di wajah, jerawat juga bisa muncul di bahu, leher, lengan atas, punggung, dan dada. Bagian-bagian tubuh ini memiliki kelenjar minyak paling banyak yang berpotensi memicu jerawat.
Lalu, kanu mulai bertanya-tanya bagaimana jerawat bisa muncul begitu saja. Jerawat terjadi karena produksi minyak (sebum) berlebih. Akibatnya, minyak berlebih dan sel kulit mati bisa menyumbat folikel rambut. Kulit menjadi meradang, ditandai dengan munculnya benjolan kecil di permukaan kulit.
Melibatkan kelenjar minyak di dasar folikel rambut, jerawat yang sebenarnya tidak berbahaya bisa meninggalkan bekas di kulit. Jerawat yang dialami 3 dari 4 orang berusia 11 hingga 30 tahun ini sering sulit hilang dan karenanya membutuhkan perawatan khusus.
Masa pubertas adalah tahap kehidupan ketika jerawat biasanya muncul. Selain itu, jerawat juga umum terjadi selama kehamilan dan setelah melahirkan, perimenopause dan menopause, serta selama siklus menstruasi.
Jenis-jenis Jerawat
Siapa pun bisa mengalami jerawat, terutama saat masa pubertas ketika kelenjar sebaceous aktif. Umumnya, blackheads (komedo terbuka) atau whiteheads (komedo tertutup) muncul di wajah atau bagian tubuh lainnya.
Jika jerawat menyerang kanu, bisa berkembang menjadi bekas jerawat yang sulit dihilangkan. Ada beberapa jenis jerawat yang perlu kanu ketahui agar bisa mengenalinya sejak awal. Jenis-jenis jerawat tersebut meliputi:
Whiteheads
Minyak, kotoran, dan sel kulit mati yang menyumbat pori disebut komedo putih. Bagian wajah berminyak yang paling rentan terkena komedo putih adalah zona T termasuk dagu, hidung, dan dahi. Komedo putih yang tergolong ringan bisa diatasi dengan obat oles atau obat oral.
Artikel Terkait
Blackheads
Benjolan kecil di kulit akibat folikel rambut tersumbat disebut komedo hitam. Jenis jerawat ringan ini bisa muncul di wajah maupun bagian tubuh lain seperti lengan, bahu, dada, dan punggung. Ciri khas komedo hitam mudah dikenali dari warnanya yang gelap.
Papula
Sering disebut lesi kulit, papula adalah area jaringan kulit yang menonjol kurang dari 1 sentimeter di sekitarnya. Papula dapat muncul dalam berbagai warna, bentuk, dan ukuran, umumnya tidak berbahaya. Kanu bisa mengenali papula yang tampak seperti kubah atau datar di bagian atasnya.
Pustula
Bagian kulit yang menonjol dan berisi cairan kekuningan bernama nanah disebut pustula. Pada dasarnya merupakan jerawat besar, pustula muncul saat ada infeksi dan tubuh mencoba melawannya dengan sel darah putih. Pustula terbentuk ketika cairan terinfeksi dan sel darah putih mati terperangkap di pori.
Nodular Acne
Melibatkan bakteri bernama p. acnes, jerawat nodular tergolong bentuk jerawat yang lebih parah. Jerawat ini terjadi akibat infeksi yang menembus jauh ke bawah kulit, menyebabkan pori yang terkena menjadi bengkak dan merah. Nodul tampak seperti benjolan kecil di bawah kulit yang terasa nyeri saat disentuh.
Cystic Acne
Jerawat kistik berbeda dari jerawat nodular meskipun keduanya berada di bawah permukaan kulit. Karena berisi nanah, jerawat kistik terasa lebih lunak dibandingkan jerawat nodular. Kista terjadi saat infeksi masuk ke kulit dan membentuk benjolan berisi nanah. Jika kista pecah, infeksi bisa menyebar dan menyebabkan jerawat lebih banyak.
Apa Penyebab Jerawat?
Pori-pori pada kulit terhubung dengan kelenjar minyak melalui folikel rambut. Kelenjar tersebut menghasilkan cairan berminyak bernama sebum yang membawa sel kulit mati ke permukaan kulit. Penumpukan minyak berlebih bersama sel kulit dan rambut di bawah permukaan kulit akan menyumbat folikel. Sumbatan yang terinfeksi bakteri dapat menyebabkan pembengkakan.

Bakteri hidup di kulit yang berperan dalam infeksi jerawat adalah Propionibacterium acnes (P. acnes). Tidak semua bakteri di kulit dapat menyebabkan jerawat. Jenis bakteri memengaruhi frekuensi dan tingkat keparahan jerawat.
Faktor Hormon
Jerawat yang disebabkan oleh faktor hormon dikenal sebagai acne vulgaris. Jenis jerawat paling umum ini terbentuk karena perubahan hormon dan peningkatan androgen seperti testosteron. Hormon ini merangsang kelenjar sebaceous untuk membesar dan menghasilkan lebih banyak minyak.
Jerawat memengaruhi 80 persen orang berusia antara 11 hingga 30 tahun. Sebagian besar penderitanya adalah remaja berusia 14 hingga 19 tahun. Beberapa orang masih mengalami jerawat setelah usia 30 tahun.
Saat pubertas, testosteron meningkat, menyebabkan perkembangan otot pada laki-laki dan kekuatan tulang pada perempuan. Hormon juga dapat memicu peningkatan produksi sebum di dasar rambut, membuat kulit menjadi berminyak.
Folikel rambut yang tersumbat disertai produksi sel kulit berlebih membentuk komedo yang dapat diperparah oleh infeksi bakteri. Peradangan terjadi akibat reaksi sistem imun terhadap bakteri.
Sementara itu, perubahan hormon selama masa kehamilan dan siklus menopause juga dapat memicu jerawat pada perempuan. Menurut peneliti, perempuan yang memiliki jerawat di masa menopause umumnya memiliki kadar androgen normal, tetapi kadar estrogen menurun.
Faktor Genetik
Genetika dikatakan berperan dalam perkembangan jerawat. Jika orang tua kanu memiliki riwayat jerawat, kemungkinan besar kanu juga akan mengalaminya. Jerawat genetik menentukan bagaimana sistem imun kanu merespons bakteri penyebab jerawat. Namun, belum ada bukti kuat bahwa gen tertentu secara langsung memengaruhi timbulnya jerawat.
Beberapa keluarga mungkin memiliki kecenderungan menurun untuk memproduksi sel kulit mati secara berlebihan. Atau, garis keturunan tersebut memiliki kecenderungan menghasilkan sebum berlebih. Jika jerawat disebabkan oleh hal ini maka disebut jerawat genetik.
Pola Makan
Bagaimana pola makan bisa menyebabkan jerawat? Saat menjalani diet, kanu mengonsumsi jenis makanan tertentu. Beberapa makanan dapat meningkatkan gula darah lebih cepat dibanding lainnya. Peningkatan gula darah membuat tubuh melepaskan hormon insulin. Produksi insulin berlebih dalam darah menyebabkan kelenjar minyak menghasilkan lebih banyak minyak. Hal ini meningkatkan risiko munculnya jerawat.
Meskipun kaitan antara pola makan dan jerawat masih kontroversial, penelitian menunjukkan bahwa diet berkontribusi terhadap pertumbuhan jerawat. Ada beberapa makanan yang memicu jerawat. Salah satunya adalah makanan tinggi karbohidrat seperti nasi putih, pasta, roti, biskuit, sereal, sirup, dan minuman manis.
Hingga kini, belum jelas bagaimana susu dan produk olahannya berperan dalam pembentukan jerawat. Susu mungkin memperburuk jerawat karena dapat meningkatkan kadar insulin. Namun, hubungan sebab-akibat antara konsumsi susu dan jerawat masih berupa spekulasi yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
Stres
Hubungan langsung antara stres dan jerawat belum sepenuhnya jelas. Tapi satu hal yang perlu kanu tahu, stres tidak secara langsung menyebabkan jerawat. Namun, penelitian menunjukkan bahwa stres dapat memperburuk jerawat yang sudah ada. Saat seseorang mengalami stres, jerawat membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Untuk menghilangkan jerawat, setiap orang perlu belajar mengelola stres. Bahkan ketika kanu tidak terlalu tertekan, kemunculan jerawat tetap menjadi masalah. Olahraga teratur, tidur cukup, beristirahat saat beban kerja berat, serta makan makanan sehat dapat membantu kanu merasa lebih baik sehingga stres bisa berkurang.
Obat-obatan
Sebagian besar kasus jerawat tidak terkait dengan obat. Namun, jerawat dapat dipicu oleh penggunaan obat tertentu, terutama yang mengandung steroid androgenik, kortikosteroid, barbiturat, DHEA, dan antikonvulsan.
Ketika obat dapat memicu jerawat, langkah paling tepat adalah menghentikan penggunaannya. Biasanya, jerawat akan berkurang meski membutuhkan waktu lebih lama. Namun, beberapa orang tidak bisa menghentikan obat karena penting untuk kelangsungan hidup mereka.
Cara Menghilangkan Jerawat
Perawatan jerawat bisa dilakukan dengan mengonsumsi obat resep atau menggunakan krim serta perawatan mandiri. Tergantung pada jenis dan tingkat keparahan, jerawat memerlukan beberapa metode yang bisa kanu lakukan di rumah.
Ada beberapa pengobatan rumahan yang memanfaatkan bahan alami. Penelitian menemukan bahwa minyak pohon teh dapat membantu mengurangi jerawat ringan hingga sedang.
Selain itu, kanu juga bisa menggunakan kandungan teh bernama polifenol. Kandungan ini berguna untuk mengurangi produksi sebum berlebih penyebab jerawat. Untuk menenangkan kulit, gunakan pelembap yang mengandung lidah buaya.
Jika kanu mengalami gejala seperti benjolan merah atau bernanah disertai gatal atau sensasi terbakar, sebaiknya segera temui dokter kulit berpengalaman. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan diagnosis untuk menentukan jenis perawatan jerawat yang paling tepat.
⚠ Catatan
Aesthetics Daily tidak memberikan saran medis, diagnosis, atau rekomendasi produk/perawatan. Apabila mempunyai masalah kulit, rambut, tubuh, atau gigi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter berpengalaman atau ahli kesehatan profesional untuk memperoleh solusi yang sesuai.